Peran dan Manfaat dari Sungai di Bengawan Solo di Kabupaten Bojonegoro


Sungai Bengawan Solo memiliki peran yang sangat strategis dalam kehidupan masyarakat Kabupaten Bojonegoro, baik dari sisi ekologis, ekonomi, sosial, maupun budaya. Sebagai sungai terpanjang di Pulau Jawa, alirannya yang melintasi wilayah Bojonegoro menjadikannya sumber utama pengairan bagi sektor pertanian yang menjadi tulang punggung perekonomian daerah ini.

Ribuan hektare lahan pertanian, terutama sawah dan ladang di wilayah dataran rendah Bojonegoro, mengandalkan air dari sungai ini untuk kegiatan irigasi. Sistem irigasi teknis dan tradisional yang berkembang di sepanjang aliran sungai menunjang produktivitas padi, jagung, dan komoditas pertanian lain yang menopang kehidupan petani lokal. Selain itu, Bengawan Solo juga menjadi sumber air baku yang sangat penting, di mana PDAM memanfaatkannya untuk menyuplai kebutuhan air bersih rumah tangga, industri kecil, dan layanan publik, terutama di pusat-pusat permukiman dan perkotaan seperti Kecamatan Bojonegoro, Dander, dan Kapas.

Di samping fungsinya dalam sektor pertanian dan penyediaan air, Sungai Bengawan Solo juga memainkan peran dalam aktivitas ekonomi lainnya, seperti perikanan air tawar, penambangan pasir, dan transportasi tradisional. Banyak warga yang menggantungkan hidup dari hasil tangkapan ikan sungai atau mengelola usaha penambangan pasir sebagai mata pencaharian. Meski moda transportasi sungai telah berkurang intensitasnya akibat perkembangan infrastruktur darat, beberapa titik aliran sungai masih digunakan sebagai jalur perahu atau rakit untuk mengangkut barang atau manusia dalam skala lokal.

Lebih jauh, sungai ini juga menjadi perhatian dalam konteks pengelolaan risiko bencana, terutama banjir. Bojonegoro merupakan salah satu wilayah yang kerap terdampak luapan Bengawan Solo saat musim hujan tiba. Untuk itu, berbagai upaya pengendalian banjir dilakukan, seperti pembangunan tanggul, kanal, dan normalisasi aliran sungai oleh pemerintah daerah dan BBWS Bengawan Solo. Di sisi lain, Bengawan Solo turut menyimpan nilai historis dan budaya yang tinggi. Lagu legendaris “Bengawan Solo” mencerminkan kedekatan emosional masyarakat dengan sungai ini, yang juga hadir dalam berbagai tradisi lokal dan cerita rakyat.

Kawasan tepian sungai kini mulai dikembangkan sebagai zona ekowisata dan ruang terbuka hijau, menggabungkan fungsi konservasi lingkungan dan pengembangan ekonomi kreatif. Dengan peran multifungsi tersebut, Sungai Bengawan Solo dapat disebut sebagai denyut nadi kehidupan bagi masyarakat Bojonegoro.

1. Sumber Irigasi Pertanian

Sungai Bengawan Solo berperan vital sebagai sumber air untuk irigasi lahan pertanian, terutama bagi sawah-sawah di Bojonegoro yang menjadi salah satu lumbung pangan Jawa Timur. Air dari sungai ini digunakan untuk mengairi berbagai jenis tanaman seperti padi, jagung, dan kedelai. Irigasi yang memadai membantu meningkatkan produktivitas pertanian serta menjaga ketahanan pangan masyarakat lokal.

2. Sumber Air Baku

Sungai ini juga menjadi salah satu sumber air baku utama bagi kebutuhan domestik (rumah tangga), industri, dan layanan publik di Bojonegoro. Air dari sungai diolah oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) untuk disalurkan ke pemukiman penduduk, terutama di wilayah perkotaan dan sekitarnya yang tidak memiliki sumber air tanah mencukupi.

3. Transportasi dan Aksesibilitas

Meskipun peran transportasi sungai sudah tidak sebesar masa lalu, di beberapa titik Sungai Bengawan Solo masih digunakan untuk aktivitas perahu tradisional oleh masyarakat setempat. Sungai ini juga membantu membentuk jalur dan orientasi permukiman di sekitarnya yang memudahkan konektivitas antarwilayah.

4. Penunjang Ekonomi Masyarakat Lokal

Sungai Bengawan Solo menjadi sarana penghidupan bagi banyak masyarakat Bojonegoro. Beberapa warga menggantungkan hidup dari aktivitas seperti penangkapan ikan, pertambangan pasir sungai, hingga pengolahan hasil tangkapan air tawar. Aktivitas ini memberikan kontribusi ekonomi, terutama bagi masyarakat kelas bawah dan menengah.

5. Pengendalian Banjir dan Tata Kelola Air

Sungai ini juga memiliki peran penting dalam sistem pengendalian banjir. Pemerintah setempat bersama Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWS) secara rutin melakukan normalisasi dan pembangunan tanggul untuk mengurangi risiko banjir musiman, yang kerap melanda wilayah Bojonegoro di musim hujan. Ini berkaitan langsung dengan keselamatan warga dan perlindungan infrastruktur.

6. Kawasan Konservasi dan Ekowisata

Sebagian wilayah di sepanjang sungai dimanfaatkan sebagai kawasan konservasi alam dan ekowisata. Inisiatif seperti wisata air, hutan kota, serta taman tepian sungai mulai berkembang di Bojonegoro. Ini membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga ekosistem sungai dan sekaligus membuka peluang ekonomi baru melalui sektor pariwisata.

7. Identitas Budaya dan Historis

Bengawan Solo tidak hanya penting secara ekologis, tetapi juga memiliki nilai budaya dan historis. Lagu "Bengawan Solo" yang melegenda mencerminkan betapa sungai ini telah menjadi bagian dari identitas dan kebanggaan masyarakat Jawa, termasuk Bojonegoro. Sungai ini sering dikaitkan dalam cerita rakyat, tradisi lokal, dan kegiatan budaya masyarakat setempat.

8. Penyedia Lahan Subur

Sedimentasi dari sungai membawa lumpur yang kaya akan unsur hara ke wilayah sekitar alirannya. Hal ini menjadikan lahan di sepanjang bantaran Sungai Bengawan Solo sangat subur dan cocok untuk berbagai kegiatan pertanian dan perkebunan.


https://sda.pu.go.id/bbwssolo

https://bojonegorokab.bps.go.id

Jurnal Teknik Pengairan Universitas Brawijaya: “Analisis Pengaruh Sungai Bengawan Solo terhadap Banjir di Wilayah Bojonegoro”

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama