Sungai Bengawan Solo, sebagai sungai terpanjang di Pulau Jawa, tidak hanya berperan penting dalam aspek ekologis dan ekonomi, tetapi juga menyimpan jejak sejarah dan arkeologi yang kaya. Berbagai penemuan benda-benda kuno di sepanjang aliran sungai ini, khususnya di wilayah Kabupaten Bojonegoro, menjadi bukti nyata peradaban masa lalu yang pernah berkembang di daerah tersebut.
Pada pertengahan Agustus 2016, nelayan di Desa Simo, Kecamatan Soko, Tuban, menemukan jangkar kapal kuno beserta rantainya di aliran Bengawan Solo. Ketua Dewan Kepurbakalaan Kabupaten Bojonegoro, Ali Syafa'at, memperkirakan masih ada benda kuno lain di lokasi tersebut, termasuk benda besi berukuran sekitar 1 meter persegi yang belum berhasil diangkat.
Selain itu, pada tahun 2005, warga Desa Padang, Kecamatan Trucuk, Bojonegoro, secara tidak sengaja menemukan bangkai perahu kuno saat bermain di tepi sungai. Penemuan ini menunjukkan bahwa aliran Bengawan Solo dahulu kala dimanfaatkan sebagai jalur pelayaran yang ramai.
Selain perahu dan jangkar kuno, wilayah sekitar Bengawan Solo juga dikenal sebagai situs penting penemuan fosil manusia purba. Penemuan fosil Homo erectus di daerah Trinil oleh Eugene Dubois pada akhir abad ke-19 menempatkan Indonesia dalam peta penting penelitian evolusi manusia. Selain itu, teras purba Bengawan Solo yang berumur Kuarter telah menarik perhatian para ahli geologi, paleontologi, dan arkeologi karena banyaknya fosil yang ditemukan di wilayah tersebut.
Penemuan-penemuan ini tidak hanya memperkaya pengetahuan kita tentang sejarah dan peradaban masa lalu, tetapi juga menegaskan pentingnya pelestarian situs-situs bersejarah sebagai warisan budaya yang tak ternilai. Dengan upaya pelestarian dan edukasi yang tepat, generasi mendatang dapat terus belajar dan menghargai warisan sejarah yang ada di sepanjang Bengawan Solo.
Penemuan-Penemuan Penting dari
Kabupaten Bojonegoro, yang dilintasi oleh Sungai Bengawan Solo, merupakan wilayah yang kaya akan temuan arkeologis dan sejarah. Berikut beberapa penemuan penting yang telah ditemukan di daerah ini:
1. Perahu Kuno di Desa Padang, Kecamatan Trucuk
Pada tahun 2005, warga Desa Padang menemukan bangkai perahu kuno yang terpendam di dasar Bengawan Solo. Penemuan ini menunjukkan bahwa sungai tersebut pernah menjadi jalur pelayaran penting di masa lalu. Perahu tersebut kini direncanakan untuk dipamerkan di Galeri Bengawan yang sedang dibangun oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bojonegoro .
2. Jangkar Kapal Kuno di Desa Mulyoagung
Pada Agustus 2016, nelayan menemukan jangkar kapal kuno beserta rantainya di aliran Bengawan Solo, Desa Mulyoagung, Kecamatan Kota. Ketua Dewan Kepurbakalaan Kabupaten Bojonegoro memperkirakan masih ada benda kuno lain di lokasi tersebut yang belum berhasil diangkat
3. Koin Logam di Desa Luwihaji, Kecamatan Ngraho
Seorang petani bernama Ngarbi menemukan serangkaian koin logam di tepian Sungai Bengawan Solo. Koin-koin tersebut menarik perhatian para sejarawan dan arkeolog karena nilai sejarahnya .
4. Situs Wotanngare, Kecamatan Kalitidu
Situs ini diyakini sebagai bekas Kerajaan Malawapati dan dianggap sebagai petilasan Prabu Anglingdarma. Pemerintah Kabupaten Bojonegoro telah membangun pendapa dan pintu gerbang di lokasi tersebut untuk melestarikan situs bersejarah ini
5. Artefak dari Dinasti Ming dan Tang
Warga Bojonegoro sering menemukan benda-benda peninggalan sejarah, termasuk yang diduga berasal dari Dinasti Ming dan Tang. Sayangnya, beberapa temuan tersebut ada yang dikubur kembali, dibuang ke sungai, atau dijual ke kolektor .
Upaya Pelestarian dan Edukasi
Terhadap berbagai penemuan arkeologis yang bernilai sejarah tinggi di sekitar aliran Sungai Bengawan Solo, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) berinisiatif untuk mendirikan Galeri Bengawan, sebuah pusat informasi budaya dan sejarah yang akan menjadi wadah pelestarian warisan arkeologis lokal.
Galeri ini dirancang tidak hanya untuk menampilkan perahu kuno yang ditemukan di dasar Bengawan Solo, tetapi juga beragam artefak penting lainnya seperti jangkar kapal, koin kuno, serta benda-benda peninggalan yang mencerminkan kehidupan masyarakat pada masa lampau di daerah aliran sungai tersebut.
Lebih dari sekadar ruang pamer, Galeri Bengawan akan berfungsi sebagai pusat edukasi publik yang memberikan pemahaman tentang dinamika peradaban sungai, perdagangan air, serta perkembangan sosial budaya di sepanjang Bengawan Solo. Keberadaan galeri ini diharapkan dapat menjadi ikon wisata budaya baru di Bojonegoro, mendorong partisipasi masyarakat dalam pelestarian sejarah, serta memperkuat identitas lokal sebagai wilayah yang memiliki kekayaan arkeologis dan historis luar biasa.
Posting Komentar